INDOMASTER TAI CHI
Balans en Persoonlijke groei
https://indomaster.nl
Info les/prive les indomaster.taichi@gmail.com
LATIHAN TUI SHOU
TAICHI DENGAN TENAGA
KECILMENGALAHKAN TENAGA BESAR
Di dalam tui shou taichi dipelajari
cara-cara menangkis dengan menggunakan tenaga sekecil-kecilnya tetapi
memberikan hasil yang sebesar-besarnya. Setiap tangkisan yang tidak
menggunakan cara ini pasti memerlukan tenaga cukup besar, sebagai
akibatnya akan menjadi cepat letih karena mengeluarkan tenaga yang tidak
efisien.
Teori
Tangkisan
Melakukan gerak
dalam tui shou harus memperhatikan lima pokok cara menangkis yang
berhubungan satu sama lain. Hanya oleh ilmu pengetahuan dipisahkan untuk
membedakan cara yang satu dengan cara yang lain.
1. Meminjam
tenaga lawan atau menambah tenaga sendiri pada tenaga serangan lawan yang
sejurus.
Maksudnya
diusahakan agar jurusan tangkisan sama dengan arah serangan lawan. Bila
bertentangan berarti mengeluarkan tenaga besar. Menurut mekanika, tenaga
ditambah tenaga yang sejurus memberi hasil yang maksimum. Jadi, tenaga
tangkisan yang kita keluarkan ditambah tenaga serangan lawan akan
menghasikan akibat yang besar.
2. Mengubah
jurusan serangan lawan
Maksudnya
setiap serangan lawan yang diarahkan ke badan kita, hendaknya diubah
jurusannya misalnya dengan mendorong lengan lawan sehingga pukulannya
berubah arah ke luar badan kita.
3. Menangkis
pada saat yang benar
Maksudnya
semakin terlambat melakukan tangkisan, makin besar tenaga yang diperlukan,
maka cara menangkis yang benar adalah pada saat yang belum terlambat.
Sebelum lawan mengeluarkan tenaga telah kita tangkis, sehingga tangkisan
kita menjadi ringan.
4. Sistem
menempel
Maksudnya jika
salah satu bagian tubuh kita menempel pada tubuh lawan, maka kita dapat
merasakan gerakan yang akan dila-kukan lawan. Dengan demikian kita dapat
lebih cepat menyesuaikan diri dan mengikuti jurusan serangan lawan.
5. Mengubah
posisi sendiri
Maksudnya jika
pihak lawan terlampau kuat, maka ketentuan kedua yakni mengubah jurusan
serangan lawan tidak mungkin kita lakukan, maka jalan yang dapat kita
tempuh ialah mengubah posisi sendiri sehingga jurusan serangan lawan tidak
lagi mengarah ke badan kita. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah
kuda-kuda yang satu ke kuda-kuda lain atau lebih banyak terjadi
memindahkan letak kaki yang berada di depan ke belakang.
Teori Jarak
Setelah
memahami cara menangkis, maka teori jarak harus dipelajari dengan seksama
agar tangkisan menjadi lebih sempurna, mengingat setelah menangkis kita
harus siap untuk melakukan serangan.
Jika kita
terkena pukulan lawan, berarti jarak antara kita dan lawan ditinjau dari
sudut yang menangkis adalah salah. Sebab jika kita mundur sedikit saja
maka serangan tadi tidak akan mengenai sasaran. Teori ini mempelajari
jarak yang ideal dalam menghadapi lawan, baik ketika dalam posisi berhenti
maupun ketika bergerak pada setiap saat.
Jika menyerang
maka kita harus memperkecil jarak dan jika menangkis maka kita harus
memperbesar jarak.
Teori Sebab
dan Akibat
Teori inipun
penting diperhatikan sebelum kita melaksanakan tujuan dari tangkisan.
Teori ini mempelajari akibat apa yang dapat timbul karena suatu sebab,
sedangkan akibat ini akan timbul pada kedua belah pihak, baik pihak
penyerang maupun pihak penangkis.
Jika akibat
pada pihak penyerang dipandang pula sebagai sebab, maka akan mengakibatkan
lagi dua akibat kepada pihak penyerang dan pihak penangkis. Demikian pula
bila akibat pada penangkis tadi dipandang sebagai sebab, maka akan
terdapat dua akibat juga pada penyerang dan pada penangkis.
Makin banyak
kita berlatih, maka kita dapat memperkirakan apa yang akan dilakukan oleh
pihak lawan apabila kita melakukan suatu serangan yang menjadi suatu
sebab.
Sebelum
melaksanakan tujuan tangkisan maka kita harus mempertimbangkan dahulu
teori sebab dan akibat ini agar kita waspada terhadap gerakan lawan
berikutnya.
Pada kesempatan ini ditampilkan
latihan tui shou yang diperagakan oleh Ong Wen Ming bersama muridnya dari
Ikatan Keluarga Silat Pro Patria Cabang Denpasar yang beralamat di Komp.
Sudirman Agung A-42, Telp. (0361) 241040, Denpasar, Bali. (Graspuzi
- disarikan dari "Bertempur dengan Menggunakan Thai Kek Koen"
-karya Liem Yoe Kiong)
A
(kiri) dan B (kanan) saling berhadapan dengan posisi kedua tangan B
menempel tangan kanan A. (foto 1)
A
melangkahkan kaki kiri ke depan sambil mendorong B, sementara B mengubah
posisi dengan melangkahkan kaki kanan ke belakang. (foto 2)
Untuk
memperbesar jarak, B kembali melangkahkan kaki kiri ke belakang sambil
menyambut tangan A dari sebelah luar (foto 3)
Setelah
dorongan A habis, B segera menekan tangan A ke bawah. Titik berat B berada
di kaki belakang. (foto 4)
B
melakukan serangan balasan dengan mendorong tangan A ke depan. Titik berat
B dipindahkan ke kaki depan. (foto 5)
A
membelokkan dorongan B dan selanjutnya kembali melakukan dorongan ke depan
(foto 6)
B
memindahkan titik berat ke kaki belakang, bersamaan dengan itu menarik
tangan kiri A sambil menekan lengan bagian atas. (foto 7)
B
melangkahkan kaki kiri ke depan sambil melakukan dorongan, sementara A
mengubah posisi dengan melangkahkan kaki kiri ke belakang sambil menyambut
tangan B dari arah luar. (foto 8)
Karena
B masih dapat mendorong dengan memindahkan titik berat ke depan, maka
untuk memunahkannya A segera memindahkan titik berat ke belakang. (foto 9)
B
memutar tangan kiri sehingga berada di sebelah luar tangan kanan A,
selanjutnya B segera menempelkan telapak tangan kiri pada sikut kanan A.
(foto 10)
B
kembali melakukan dorongan pada tangan kanan A ke arah depan. Untuk
memunahkan dorongan itu, A segera memindahkan titik berat ke kaki
belakang. (foto 11)
A
segera menyambut tangan B dari arah luar sambil memegang pergelangan
tangan kiri B. (foto 12)
A
memindahkan titik berat ke kaki belakang, bersamaan dengan itu menarik
tangan kiri B sambil menekan lengan bagian atas. (foto 13)
© indomaster
|
|
|